Indahnya Pulau Seribu Bagan (Pulau Kabung) di Kalimantan Barat.
Hari Sabtu (22/08/2015) jam lima pagi, saya dan Mama berangkat dari Pontianak menggunakan bis antar daerah. Bis yang dinaiki bisa apa saja, asal melewat Pantai Samudra Indah daerah Bengkayang. Tarif setiap bis berbeda-beda. Mulai dari Rp.30.000,- sampai Rp.35.000,- per orangnya.
Jam 07.30 pagi kami sampai di gerbang Pantai Samudra Indah. Jarak dari gerbang ke dermaga cukup jauh. Pilihannya cuma dua. Jalan kaki atau naik ‘ojek’. Kalau yang ingin hemat dan menikmati daerah SI (Samudra Indah) dengan jalan santai, boleh-boleh saja. Tapi kalau yang membawa barang banyak atau anak kecil atau enggak kuat jalan? Saran saya lebih baik naik ‘ojek’. Sebenarnya ini ‘ojek’ bukan benar-benar ojek. Soalnya enggak ada pangkalannya. Tapi lebih tepatnya kita menumpang dengan warga yang kebetulan pergi menuju SI. Tarif naik ‘ojek’ ini Rp.10.000,-/motor
Sesampai di Dermaga, kami disambut ikan-ikan segar, angin pantai dan kapal-kapal nelayan. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan motor air. Tarifnya Rp.15.000,- per orang. Alhamdulillah cuaca hari itu cerah meskipun sedikit berkabut.
Berhubung ini perjalanan perdana saya ke pulau, maka saya enggak mau sia-siain pemandangn indah ini. Karena terlalu excited warna laut pun saya perhatiin. Ada tiga warna air laut, pertama warna hijau pucat, terus hijau pekat dan biru tua. Terus dengan Pe-De saya duduk di kursi paling belakang. Sedangkan Mama duduk di lesehan dekat Pak Nahkoda.
Perjalanan menuju Pulau Kabung. Ceritanya masih berani jepret-jepret. |
Awal-awal perjalanan masih lancar dan saya masih sya~la~la~la~ menikmati laut. Tapi giliran air laut bagian hijau pekat ke biru tua, si ombak mulai besar. Berkali-kali motor air yang kami tumpangi miring ke kiri karena terhentak ombak. Yang tadinya saya sya~la~la~la, berubah jadi diam mematung memegangi kursi. Mau pindah ke tempat duduk yang lesehan, sudah enggak bisa. Sempat juga motor air kami seakan-akan terbang. Kitanya pucat ketakutan, Pak Nahkoda malah senyam-senyum. Yang bikin saya enggak habis pikir adalah masih ada yang bisa tidur dengan situasi yang menurut saya tidur pun enggak nyenyak.
Welcone to Kabung Island |
Rasanya lega banget pas menginjakkan kaki ke tanah. Tiba di dermaga Pulau Kabung Selatan, rasa takut tadi perlahan berganti menjadi takjub. Langit dan laut begitu kompak berwarna biru. Belum lagi pemandangan bagan-bagan yang ada dimana-mana. Setelah perjalanan menegangkan selama dua jam, saya dan Mama memilih istirahat di rumah Bu Lukas. Tempat kami menginap selama di Pulau Kabung.
Rumah Bu Lukas memang sering digunakan untuk wisatawan yang berkunjung dan menginap. Kamarnya memang luas. Kira-kira cukup untuk sepuluh hingga lima belas orang. Karena ini rumah bukan tempat penginapan. Jadi fasilitas seperti kasur empuk tidak ada. Tidurnya beralaskan tikar.
Selain Bu Lukas, ada juga rumah Bu RT yang biasa digunakan wisatawan untuk menginap juga. Tapi kalau saya lebih suka di rumah Bu Lukas. Soalnya rumahnya menghadap dan menjorok ke laut. Kalau malam, bisa baring-baring sambil mandangin bulan dan bintang di teras belakangnya. Terus bisa langsung berenang dan main air di belakang rumahnya.
Selain Bu Lukas, ada juga rumah Bu RT yang biasa digunakan wisatawan untuk menginap juga. Tapi kalau saya lebih suka di rumah Bu Lukas. Soalnya rumahnya menghadap dan menjorok ke laut. Kalau malam, bisa baring-baring sambil mandangin bulan dan bintang di teras belakangnya. Terus bisa langsung berenang dan main air di belakang rumahnya.
Menikmati sunset di belakang rumah Bu Lukas |
Nah ini dia tempat saya suka duduk-duduk santai sambil jepret-jepret. |
Inilah kamar tempat saya menginap. Foto didalam kamarnya sudah saya hapus, soalnya hasil fotonya gelap. |
Sore harinya, kami jalan-jalan di sekitar Pulau Kabung. Berkunjung ke rumah Tante Betty, ngobrol-ngobrol dengan warga sekitar Pulau Kabung dan menikmati sunset di dermaga pulau. Jadi sebagian besar penduduk Pulau Kabung ini adalah bukan orang kelahiran Kalimantan Barat asli. Melainkan orang-orang asli Sulawesi. Sebab dari itu rumah-rumah disana seperti rumah adat di Sulawesi.
Keesokan paginya, sekitar jam lima pagi saya dan Mama kembali keliling-keliling pulau. Karena ini saatnya berburu ikan-ikan segar dari lautnya. Yeeeeee…..!!! Saking niatnya beli ikan segar yang baru aja dari laut, Mama bawa termos kecil dari Pontianak. XD
Satu persatu warga yang dari bagan pulang ke pulau. Menyanderkan perahu mereka di tepi-tepi pantai. Ikan laut segar yang sudah melayang-layang di pikiran saya dan Mama ternyata tidak ada. Adanya sotong dan ikan-ikan biasa aja. Ikan teri basah yang sudah Mama idam-idamkan pun tidak keliahatan. Sedikit kecewa sih. Tapi ya mau bagaimana lagi. Ternyata saat itu bukanlah musim ikan. Bulan Agustus adalah bulan dimana ombak sedang besar dan hasil ikan pun sedikit. Penduduk Pulau Kabung menyebutnya, “ombak 17 Agustus.”
Terima kasih Mama sudah mau nemenin kaka ke Pulau. Buat Bu Lukas yang sudah mengizinkan menginap. Tante Betty yang baik hati udah beri kami banyak sotong dan ikan. Dan warga Pulau Kabung yang ramah dan welcome banget.
Mari Pulang! Tuh motor airnya sudah menunggu... |
Informasi tambahan (Q&A):
1. Berapa total biaya perjalanan ke Pulau Kabung?
Setelah dihitung-hitung, total biaya perjalanan saya dan Mama di Pulau Kabung selama dua hari satu malam adalah Rp.300.000,-. Sudah termasuk transportasi pulang-pergi (bis, ojek dan motor air) dan menginap. Kalau menggunakan taxi tentu biayanya lebih besar.
2. Bagaimana dengan makanan disana? Apa ada rumah makan?
Di Pulau Kabung enggak ada rumah makan. Adanya warung-warung kecil. Kalau saya dan Mama membawa makanan yang tahan sampai malam dari rumah. Jadi ada baiknya membawa bekal makanan cepat saji. Atau bagi yang enggak mau repot. Bu Lukas bersedia memasakan makanan. Tapi tentu bayaraannya juga lebih dong.
3. Jam berapa saja motor air ke Pulau Kabung beroperasi?
Dalam sehari motor air dari dermaga SI ke Pulau Kabung cuma beroperasi dua sampai tiga kali. Tapi paling seringnya dua kali. Pertama di pagi hari sekitar jam 8 pagi dan jam 1 siang. Jadi sangat penting untuk mengatur waktu dengan sebaik mungkin agar tidak ketinggalan motor air.
4. Berapa biaya menginap disana?
Untuk biaya menginap, Bu Lukas tidak mematok harga. Tergantung bagaimana kita negosiasinya dengan beliau. Jadi kita senang, Bu Lukas pun senang.
5. Kapan waktu yang tepat untuk liburan kesana?
Menurut warga setempat, bulan September adalah waktu yang bagus untuk ke Pulau. Karena ombaknya tidak besar dan hasil ikannya juga berlimpah.
6. Apakah disana sudah ada listrik?
Karena di Pulau Kabung masih belum ada listrik. Jadi semua warga disana menggunakan genset. Itupun cuma digunakan dari jam 6 malam sampai 8 malam.
Karena di Pulau Kabung masih belum ada listrik. Jadi semua warga disana menggunakan genset. Itupun cuma digunakan dari jam 6 malam sampai 8 malam.
Sebenarnya saya ingin sekali ikut merasakan sensasi menangkap ikan di Bagan pada malam hari. Tapi berhubung saat itu ombak sedang besar-besarnya. Jadi niat tersebut saya tunda dulu deh. Di lain waktu saya akan kembali ke Pulau Kabung dan mencoba menantang diri saya untuk bermalam di bagan. Ada yang mau ikut? Mungkin tahun depan.
Waaaahhh serunya traveling sama mama :)
BalasHapusSunsetnya cakep!
Iya mbak. Untungnya Mama juga suka jalan-jalan. Jadi seruuuu.
HapusNgiler bener, pingin nginap disana barang 2-3 hari. Pasti asik banget ya ....
BalasHapusenggak nyesal deh kalau nginap disana. T.O.P pokoke.. *ngacungin jempol*
Hapusaaahhh..mupeng..
BalasHapusajaklah aku berpetualang kesana Maak
dijamin ga nolak loh
aseeek..asekk !!
ayo mbak... Kalimantan sudah memanggil mu ~~~
Hapushehe
Yuhuu.. makin kece aja tulisannya, memang buah tg jatuh tak pernah jauh dr pohonnya. Salam literasi!
BalasHapuskak nad~ rindu nih dengan tulisan-tulisan kak nad...
HapusYuhuu.. makin kece aja tulisannya, memang buah tg jatuh tak pernah jauh dr pohonnya. Salam literasi!
BalasHapusWaah rumah adat daerah saya ternyata ..hehehe
BalasHapusSo sweet yaa... mentadaburi alam bersama orang terkasih..apalagi ditemani senja yang masih malu menyapa
Salam kenal yaa mbak sayang
Muthmainnah dr Sulawesi Solo^^
Ini juga komentar Ter- So Sweet yang saya dapatkan...
HapusTerima kasih sudah mampir :)
salam kenal juga mbak Muthmainnah...
Kunjungan perdana, salam ukhuwah dari tanah sulawesi. Tulisannya keren, punya niat pasti.
BalasHapusSalam Muh Aldy Jabir. Terima kasih sudah mampir. :)
HapusSerunya...Itu tempat menginapnya rumah2 diatas air gt ya?
BalasHapusBukan mbak. Rumahnya dibangun ditepi pantai gitu. Jadi bisa nyentuh air laut langsung dr rumahnya... :)
HapusIndah sekali lautnya ya Mba. Mudah2an tetap terjaga sampaiiiii nanti, amiin
BalasHapusaamiin :)
HapusSaya beberapa kali datang ke pulau seribu tapi blom pernah ke pulai ini makasih infonya mbak
BalasHapusMbak cantik, ini pulaunya di Kalbar. hehehe. :D
HapusSaya beberapa kali datang ke pulau seribu tapi blom pernah ke pulai ini makasih infonya mbak
BalasHapus