“Iiii, pengen ke Solo.”
Ucapan tersebut begitu
saja muncul, seteleh teman saya yang bernama Gea bercerita tentang Solo.
Apalagi setelah saya membaca berita dan artikel di internet tentang Solo. Siapa
sih yang tidak ingin ke Solo? The Spirit of Java (Jiwanya Jawa)
begitulah slogan pariwisata Surakarta atau biasa disebut Solo. Yang memiliki
tempat wisata yang keren bin WAW. Apalagi kulinernya itu loh, bikin saya ngiler dan pengen pake banget. Banyak sekali tempat bagus dan keren yang Gea
ceritakan ke saya. Apalagi saya yang hobinya suka jalan-jalan. Bikin kaki saya
gatal buat segera kesana, hehehe.
Dari semua cerita dan
survey saya di internet, berikut tempat-tempat keren pilihan saya. Sekaligus
tempat yang sangat dan sangat ingin saya kunjungi.
Si Hijau di Solo
Tempat pertama yang
ingin saya kunjungi itu Grojogan Sewu yang artinya “Air Terjun Seribu”, tetapi bukan
berarti jumlah air terjunnya ada seribu. Maksud dari sewu yang berarti seribu
ini adalah seribu pecak. Yang artinya satuan jarak yang digunakan untuk mengukur
jarak ketinggian air terjun. Grojogan Sewu adalah salah satu wisata alam yang
terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, sekitar 27 km sebelah
timur Solo. Yang membuat saya jatuh hati dengan tempat ini adalah air terjunnya
adalah yang paling tinggi ke 12 di Indonesia dan paling tinggi di Jawa Tengah. Yang
mana ketinggiannya sekitar 81 m. Tentu ini membuat saya semakin penasaran
seperti apa sih tingginya?
Di sepanjang perjalanan
menuju Grojogan Sewu, kita bisa menikmati pemandangan indah berupa persawahan
dan aktivitas penduduk di pagi hari. Selain air terjunnya yang eksotik, disana
juga memiliki fasilitias yang seru seperti, flying fox, arung jeram kecil, duta
playground dengan pemancingannya dan arena outbond dengan taman lalu lintas, kereta
pohon dan kolam renang bagi orang dewasa maupun anak-anak. Sepanjang mata
memandang terhampar pepohonan yang masih rindang dan susasana yang sejuk
tentunya. Sambil beristirahat dan santai di Gazebo, kita bisa melihat sekawanan
monyet ekor panjang yang jinak.
Teman saya (Gea) di Air Terjun Grojogan Sewu |
Teman saya (Gea) di Kolam Renang Grojogan Sewu |
Air Terjun Jumog |
Belum puas rasanya kalau
cuma mengunjungi satu tempat wisata saja. Tempat selanjutnya yang masih dari
cerita teman saya adalah Jumog. Air terjun cantik ini dikenal dengan nama The
Lost Paradise of Java (Surganya Jawa yang Hilang). Tempat wisata ini terletak
di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Jaraknya sekitar 40
km sebelah timur Solo. Selain pemandangan hutan yang rindang dan suasana yang
sejuk. Disana juga memiliki fasilitas yang tidak jauh berbeda dengan Grojogan
Sewu. Jika Ingin merasakan dan menikmati malam dengan suasana sejuk dan suara
gemericik air terjun, kita bisa menggunakan cottage dan home stay yang ada. Yang
bikin saya tertarik untuk mengunjungi Jumog adalah keindahan pelangi di air
terjunnya setiap pukul sepuluh pagi. Wah, pasti itu indah bangeeeet? Seindah
saya *eh :D.
Taman Balekambang |
Setelah
puas menikmati indahnya Air Terjun Grojogan Sewu dan Jumog.Tempat berikutnya
yang ingin saya kunjungi adalah Taman Balekambang yang terletak di Jalan
Balekambang No.1 Surakarta. Taman Balekambang adalah taman yang dibangun dengan
menggunakan konsep Eropa dan Jawa oleh KGPPA Mangkunegara VII untuk kedua
putrinya, yaitu GRay Partini dan Gray Partinah pada tanggal 26 Oktober 1921. Balekambang
berasal dari gabungan kata bale’ (Balai) dan Kambang (Mengapung), karena dulu
ada sebuah balai di atas telaga kecil. Taman yang memiliki luas 9,8 Ha ini
berfungsi sebagai daerah resapan dan paru-paru kota. Selain itu juga
diperuntukan sebagai public area
seperti, Taman Seni dan Budaya, Taman Botaniu, Taman Edukasi dan Taman
Rekreasi. Suasana teduh dan hijaunya pepohonan di perkotaan Solo, cocok buat
piknik, santai, kumpul bareng teman dan keluarga atau sekedar foto-foto narsis bin eksis, hehehe. Mau di Kota atau di pegunungan, Solo di mata saya
selalu seperti terlihat hijau.
Sekali
Jalan Dua Tiga Tempat Terlewati
Jalan-jalan tapi belum
belanja batik bagai sayur tanpa garam, teman hehe. Apalagi Solo terkenal dengan
batiknya. Jadi menurut saya belum pas rasanya kalau belum belanja batik atau
melihat proses pembuatan batik itu sendri. Kampung Batik Laweyan adalah salah
satu tempatnya. Kampung Batik Laweyan adalah sentra Batik di Kota Solo dan
sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M. Jadi sudah tidak heran
Kampung Batik Laweyan sangat terkenal di masyarakat domestik dan mancanegara. Disini
juga bisa belajar langsung cara membatik dari pembatiknya langsung.
Kalau misalnya
mau beli langsung batik yang sudah jadi seperti, kain batik dan pakaian batik. Ada
Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat
Grosir Solo (PGS), tempat yang cocok buat belanja batik atau oleh-oleh untuk
orang-orang terkasih di rumah. BTC dan PGS adalah pusat batik terkenal di Kota
dengan slogan BERSERI (Bersih, Sehat, Rapi dan Indah) ini. Letak mereka yang
berdekatan membuat kita lebih mudah untuk berbelanja di kedua tempat tersebut. Kalau
PGS terletak di Jalan Mayor Sunaryo nomor 1 Gladag, sedangkan BTC masih jalan
yang sama dengan nomor 2. Dekat banget kan, teman?
Pusat Grosir Solo (PGS) |
Beteng Trade Center (BTC) |
BTC
sendiri dibuka dari pukul 09.00-16.00 WIB dan memiliki tiga lantai. Di lantai
dasar, terdapat aneka kain, termasuk kain batik dari beberapa motif seperti,
Solo, Jogja dan daerah lainnya. Di lantai 1, terdapat aneka tas, sandal dan
sepatu. Dan di lantai 2, terdapat aneka pakaian batik. Mulai dari anak-anak,
remaja dan dewasa. Selain itu, di lantai ini juga terdapat handicraft dan aksessoris.
Setelah puas belanja atau sekedar lihat-lihat di BTC, haluan berikutnya ke PGS.
PGS mulai buka dari pukul 09.30-17.00 WIB dan lantainya lebih banyak dari BTC
yaitu lantai basement, lantai dasar, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3. Menurut saya
kalau ke sini, selain perlu persiapan
isi dompet, sepertinya kita juga perlu persiapan kaki sekuat baja, hehe. Di lantai
basement terdapat aneka pakaian batik, kaus, kerudung, jam tangan dan
aksessoris. Di lantai dasar dan lantai 1 terdapat pakaian anak-anak, batik,
toko emas dan food court. Di lantai 2
digunakan untuk pameran aneka pakian dan kerajinan. Dan di lantai 3 ada pakrir,
food court, masjid dan sebagian untuk
pameran.
Habis
jalan-jalan dan belanja pasti tenaga kita telah berkurang alias lapar. Urusan kampung
tengah itu wajib hukumnya. Apalagi kalau berada di Solo. Mulai dari makanan
hingga jajanan katanya enak-enak. Jadi, sayang banget kalau terlewatin. Di dekat
PGS dan BTC ada tempat wisata kuliner yang oke dan mantap, namanya Galabo
(Gladag Langen Bogan). Galabo terletak di sebelah timur bundaran Gladag, Jalan
Mayor Sunaryo. Aktifitas kuliner disana baru akan terasa pada saat malam hari. Ketika
siang hari daerah Galabo sebagai jalan raya. Disana kita bisa menemukan
berbagai makanan dan minuman khas Solo tentunya. Nah, ngomong-ngomong tentang
makanan. Makanan yang pengen saya coba itu, Nasi Liwet, Serabi Notosuman dan minumannya
Es Potjong. Ya Allah, pasti itu enak banget. Di foto saja, mereka sudah
terlihat mengundang nikmat. Apalagi di program-program wisata kuliner di
berbagai stasiun televis, bikin mulut saya komat kamit. Gurih dan aromanya yang
lezat dari nasi liwet yang dimasak dengan kaldu ayam. Lembut, legit dan wanginya
pandan di Serabi Notosuman. Belum lagi, enaknya jenang sumsum yang disiram
dengan manisnya dari syirup merah, ditambah segernya es serut, potongan mochi
dan berbagai topping sesuai selera pada es potjong. Cuma bisa bikin saya geleng-geleng kepala
melihatnya. Jadi, di siang hari kita dimanjakan dengan belanjaan di BTC dan
PGS, pada malam harinya kita langsung di suguhi makanan dan minuman enak di
Galabo. Mantap!
Si Tut Tut Tuut dan Si Merah
Kereta Uap Jaladara |
Tempat wisata, sudah.
Tempat belanja dan wisata kuliner juga sudah. Sudah selesai? Oh, tidak! Masih ada
hal yang menarik dan unik di Solo dan jangan sampai ketinggalan. Apakah itu?
Tara, Kereta Uap Jaladara, tut, tut, tuut. Tentu sensasi naik kereta uap
berbeda dengan naik kereta api biasa. Sangat jarang bisa jalan-jalan
menggunakan kereta uap yang melintasi jalan di perkotaan. Kereta uap ini
dijalankan dengan lokomotif C1218 dan beroperasi di jalur kereta api Stasiun
Purwosari hingga Sukoharjo. Kereta uap Jaladara hanya beroperasi pada hari
Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional saja. Kereta yang awalnya dipakai
pada masa pemerintahan Belanda ini telah menjadi kereta wisata dan menjadi ikon
Kota Solo.
Bus Tingkat Werkudara |
Menurut
apa yang saya baca dan rasakan, Solo adalah Kota yang memiliki alam yang
terjaga dan kota yang tertata. Grojogan Sewu, Jumog dan Taman Balekambang
hanyalah beberapa bukti dari hijaunya alam Solo. Batiknya yang indah dan
kulinernya yang beragam. Bukan hanya sampai situ saja, saya masih dibuat terkagum-kagum
dengan Solo. Kereta Uap Jaladara dan Bis Tingkat Werudara dengan mudahnya bisa
menarik perhatian saya. Solo adalah sebuah keajaiban dan keindahan yang patut
kita syukuri. Jadi pantas rasanya kalau Solo disebut dengan The Spirit of Java (Jiwanya Jawa).
Komentar
Posting Komentar